Tovik Ari: Enkapsulasi

Enkapsulasi

Enkapsulasi Propagul Jamur Entomopatogen Beauveria Bassiana Menggunakan Alginat dan Pati Jagung sebagai Produk Mikoinsektisida

   Biopestisida merupakan alteranatif untuk pengendalian hama yang ramah lingkungan. Salah satu biopestisida untuk mengendalikan hama serangga adalah mikoinsektisida berbahan aktif propagul jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Mikoinsektisida adalah suatu sediaan mengandung jamur yang penggunaanya dimaksudkan untuk pengendalian serangga hama secara biologis. Entomopatogen adalah suatu istilah yang diberikan kepada satu jenis atau satu kelompok mikroorganisme yang keberadaannya di alam menjadi patogen terhadap jenis-jenis serangga. Jamur entomopatogen dapat diartikan sebagai jamur yang mampu membunuh serangga. Dari beberapa jenis jamur entomopatogen, Beauveria bassiana merupakan pengendali hayati hama pada berbagai komoditas tanaman yang efektif dan efisien.

      Mekanisme pengendalian serangga hama oleh Beauveria bassiana adalah melalui infeksi langsung hifa atau spora Beauveria bassiana ke dalam kutikula melalui kulit luar serangga. Pertumbuhan hifa akan mengeluarkan enzim yang menyerang dan menghancurkan kutikula, sehingga hifa tersebut mampu menembus dan masuk serta berkembang di dalam tubuh serangga. Pada perkembangannya di dalam tubuh serangga, Beauveria bassiana akan mengeluarkan racun yang disebut beauvericin yang menyebabkam terjadinya paralisis pada anggota tubuh serangga. Paralisis menyebabkan kehilangan koordinasi system gerak, sehingga gerakan serangga tidak teratur dan lama-kelamaan melemah, kemudian berhenti sama sekali. Setelah lebih kurang lima hari terjadi kelumpuhan total dan kematian. Toksin juga menyebabkan kerusakan jaringan, terutama pada saluran pencernaan, otot, system syaraf, dan system pernafasan.

      Setelah serangga inang mati, Beauveria bassiana akan mengeluarkan antibiotic, yaitu Oosporein yang menekan populasi bakteri dalam perut serangga inang. Dengan demikian, pada akhirnya seluruh tubuh serangga inang akan penuh oleh propagul Beauveria bassiana. Pada bagian lunak dari tubuh serangga inang jamur ini akan menembus keluar dan menampakkan pertumbuhan hifa di bagian luar tubuh serangga inang yang biasa disebut “ white bloom “. Pertumbuhan hifa eksternal akan menghasilkan konidia yang bila telah masak akan disebarkan ke lingkungan dan menginfeksi serangga sasaran baru. Proses produksi biomassa aktif jamur entomopatogen Beauveria bassiana sebagai bahan aktif mikoinsektisida telah banyak dilakukan melalui fermentasi cair maupun padat. Untuk mempermudah penggunaan biomassa aktif jamur entomopatogen Beauveria bassiana sebagai mikoinsektisida dibutuhkan suatu sediaan yang dapat menjebak jamur tersebut. Tujuan penjebakan jamur tersebut adalah untuk mempertahankan viabilitas dari jamur melalui penghambatan proses metabolismenya, sehingga jumlah propagul dari jamur Beauveria bassiana dapat stabil hingga saat penggunaan.

      Salah satu cara yang digunakan untuk menjaga kestabilan sediaan mikoinsektisida yang berdampak langsung pada viabilitas jamur adalah dengan menerapkan metode enkapsulasi. Bahan yang sering digunakan dalam proses enkapsulasi biomassa aktif jamur adalah natrium alginat dan amilum jagung. Dalam sediaan farmasi, natrium alginat digunakan sebagai bahan penstabil, bahan pensuspensi, bahan penghancur tablet dan kapsul, bahan pengikat tablet, dan bahan peningkat viskositas. Sementara itu, amilum jagung digunakan sebagai glidant, bahan pengisi tablet dan kapsul, bahan penghancur tablet dan kapsul, dan juga sebagai pengikat tablet. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu sediaan mikoinsektisida yang mampu mempertahankan viabilitas jamur entomopatogen Beauveria bassiana dengan baik selama penyimpanan, sehingga jumlah propagul jamur entomopatogen Beauveria bassiana masih dalam jumlah yang efektif untuk membunuh serangga hama pada saat digunakan.

x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Tovik Ari Urang-kurai